Perekonomian suatu negara dapat meningkat karena adanya kontribusi langsung dari masyarakat melalui pendanaan-pendanaan perusahaan melalui pasar modal. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan dalam rangka mencari dana untuk pembiayaaan usahanya. Selain itu pasar modal merupakan suatu usaha ke arah penghimpunan dana dengan mengikut sertakan masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dananya ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Pasar modal memberikan keuntungan berupa return kepada masyarakat (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:2). Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini cukup pesat. Hal tersebut juga diimbangi dengan masyarakat yang mulai tertarik dan menyadari arti pentingnya melakukan investasi untuk menunjang perekonomian di masa depan, dikarenakan adanya pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat dan banyaknya ketidakpastian yang terjadi dalam kehidupan di masa depan (Handini & Astawinetu, 2020).
Menurut Tandelilin (2017) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau sejumlah dividen dimasa mendatang. Sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada kondisi ketidakpastian (risiko), oleh karena itu investor harus memiliki kemampuan untuk menganalisis berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan.
Proses keputusan investasi terdiri dari 5 (lima) tahap keputusan berjalan terus-menerus sampai keputusan investasi yang berbaik. Menurut Tandelilin (2017) Tahap-tahap keputusan investasi tersebut adalah sebagai berikut:
- Penentuan tujuan investasi
- Penentuan kebijakan investasi
- Pemilihan strategi portofolio
- Pemilihan aset
- Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
Ada berbagai macam instrumen investasi, salah satunya adalah saham (stock) yang mana merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer dan dipilih para investor karena mampu memberikan tingkat return yang menarik (Martalena & Malinda, 2011). Secara umum saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa pasar saham tidak akan bisa lari jauh dari kondisi perekonomian suatu negara (Filbert, 2017).
Menurut Darmadji (2011:5) saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Imbal hasil yang tergolong tinggi dari instrumen investasi lainnya (high risk high return) saham juga memiliki risiko yang cukup tinggi apabila tidak dikelola dengan baik dan tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan semakin tingginya keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan, maka peluang risiko yang diberikan juga semakin besar. Oleh sebab itu, penting bagi pelaku investor perlu melakukan pertimbangan dan penentuan strategi yang tepat sebelum mengambil keputusan dalam investasi. Karena tanpa pengetahuan dan strategi maka semakin tinggi risiko, investasi saham yang diharapkan malah bisa berujung kepada kekecewaan, kemarahan hingga penyesalan.
Semakin tingginya minat masyarakat dalam memasuki dunia pasar modal dan berinvestasi dalam saham seharusnya sejalan dengan literasi keuangan yang dimiliki. Saham memang menawarkan return yang cukup tinggi disbanding dengan instrument investasi lainnya di pasar modal, akan tetapi para investor kadang hanya terpaku pada bagaimana cara mendapatkan keuntungan dalam waktu yang singkat tanpa mau tahu akan risiko yang ada. Tandelilin (2017) mengatakan bahwa beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi:
- Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Apabila suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito. Maka jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya .
- Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau perubahan politik.
- Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya.
- Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri.
Namun demikian risiko-risiko yang ada di pasar saham dapat diminimalisir dengan mengetahui dengan baik emiten apa yang akan di beli (buy) karena membeli saham sama dengan membeli suatu perusahaan. Tentunya setiap investor pasti menginginkan return yang maksimal dari setiap perusahaan, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak investor yang tidak memahami fundamental suatu perusahaan saat membeli (buy) saham, sehingga menimbulkan risiko yang besar atas keputusan investasinya dengan membeli sesuatu yang mereka tidak ketahui.
Adanya COVID-19 pada awal tahun 2020 menjadi pengaruh yang cukup besar pada keadaan pasar saham global termasuk Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi untuk berinvestasi di tengah COVID-19 yang melanda dunia saat ini, yaitu dengan “golden strategy” dengan mengetahui saham apa yang yang hendak dimiliki maka akan menghasilkan suatu keputusan yang tepat untuk mempersiapkan masa depan yang cerah dan tidak hanya pada spekulasi investor semata.
Sejak COVID-19 di Indonesia terkonfirmasi awal Maret 2020, transaksi perdagangan di pasar saham sangat fluktuatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terombang-ambing selama pandemi COVID-19. Naik turun pasar saham tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh belahan dunia. Dalam lingkungan keuangan di tengah pandemi COVID-19, investor harus berhati-hati berportofolio investasi yang holistik dan beragam, sebab bursa saham di seluruh dunia rata-rata mengalami penurunan (Collins, 2020) begitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat berfluktuatif. Otoritas Jasa Keuangan melalui www.idxchannel.com mengungkapkan bahwa Sebagian besar investor pasar modal adalah kaum muda sebagainana peningkatan yang terjadi 5,60 juta atau 96% (yoy) pada Juni 2021. Daring angka tersebut terdapat sekitar 70% didominasi oleh kaum muda, sehingga perlunya pemahaman dan literasi keuangan agar tidak terjerumus terhadap kesalahan dalam memilih saham.
Tidak sedikit juga masyarakat yang merasa gagal dalam berinvestasi di pasar modal karena pengetahuan yang belum memumpuni dan sebagai hasilnya adalah asal membeli saham (www.idxchannel.com). Sejatinya, pengetahuan terkait cara memilih saham terbaik adalah hal terpenting sebelum investasi. Oleh karena itu “golden strategy” adalah langkah kunci bagi investor dalam memilih saham yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan di masa depan. Adapun “golden strategy” adalah sebagai berikut:
Choose Your Goal
Tentukan tujuan investasi adalah langkah awal yang amat penting sebelum memulai untuk berinvestasi dan memilih emiten apa yang akan dibeli. Dengan adanya goal kita dapat mengetahui road-map kedepannya apakah itu untuk melakukan investment dengan teknik dollar cost averaging ataukah melakukan trading plan untuk tujuan jangka pendek hingga menengah. Sebisa mungkin pilihlah goals atau tujuan yang jelas dan spesifik sehingga dapat menurunkannya ke dalam plan atau langkah-langkah yang terukur. Ini adalah satu hal yang penting namun kadang terlupakan.
Bagi para investor pemula yang masih harus menambah pengalaman dalam trading saham, maka perlu memahami lebih dahulu analisis-analisis yang
digunakan dalam menilai kelayakan saham untuk dimasukkan dalam portofolionya. Kedua analisis tersebut sejatinya tidak bisa dipisahkan karena perannya saling mendukung dalam penilaian kelayakan suatu saham untuk dibeli. Seringkali ada pembedaan penggunaan kedua analisis tersebut. Analisis fundamental digunakan bagi analisis saham-saham yang ditujukan untuk investasi jangka panjang. Sedangkan analisis teknikal dipakai untuk menganalisis saham-saham yang fokus ke trading, atau jual beli saham dalam jangka waktu pendek (Agustina, 2021).
Manage Your Psychology – Be Rational
Psikologi dalam memilih, menjual, dan membeli suatu saham memainkan peran yang sukup penting. Banyak orang bertindak berlebihan dalam merespon suatu kondisi pasar dan pada akhirnya akan menjadi bias dalam mengambil keputusan investasi. Menjadi rasional adalah dengan mempertahankan akal sehat disetiap saat, yang memiliki arti bahwa mempunyai pola piker yang tepat pada saat menghadapi bad news terhadap saham. Seperti yang dikatakan oleh Warren Buffett bahwa temperamen yang tepat juga berarti mempertahankan pikiran tetap jerni pada situasi-situasi yang ekstren dan diluar kendali misalnya saat COVID-19 terjadi penurunan IHSG secara drastic orang-orang bahkan melepas saham-saham yang berfundamental baik dan terjebak dalam pikiran yang irrasional. Ketika pasar saham melonjak dan orang-orang akan mulai tamak dan lepas kendali untuk membeli suatu emiten tanpa berpikir dan melakukan analisa terhadap saham yang akan dibeli. Hal-hal seperti ini adalah masalah utama yang ada dalam diri seorang investor, karena reaksi investor terhadap perkembangan informasi yang dia serap akan memainkan peran yang cukup besar dalam menentukan kesuksesan investasi dlam memilih saham yang akan diinvestasikan.
Oleh karena itu strategi emas berikutnya dalam memilih saham di tengah pandemic COVID-19 adalah dengan me-manage psikologi atau mengendalikan diri serta berpikir rasional dalam segala situasi. Jangan terbawa arus dengan mentalitas ‘all in or all out”, jangan membeli saham saat Anda tidak kuat menghadapi kenyataan bila harganya akan turun, jangan membeli dan menjual saham dengan terburu-buru. Kendalikan diri Anda dan berpikir secara rasional maka Anda akan mampu untuk membuat analisa yang tepat untuk memilih saham berfundamental cemerlang dan bertahan pada rencana jangka panjang. Winda dan Edi (2015)
mengungkapkan bahwa terkadang investor yang risk seeker diakibatkan oleh keadaan psikologi dan pengetahuan yang investor miliki tentang investasi. Sehingga investor tersebut manjadi overconfidence, dan tanpa sadar melakukan kesalahan dalam berinvestasi. Overconfidence adalah perasaan percaya pada dirinya sendiri secara berlebihan. Overconfidence terkadang membuat investor overestimate terhadap pengetahuan yang di miliki, underestimate terhadap risiko dan melebih-lebihkan kemampuan dalam hal melakukan kontrol atas apa yang terjadi.
Do Your Own Research – Don’t be FOMO
Kecenderungan orang dalam memilih saham untuk dibeli adalah dengan mendengarkan pialang, analis, atau orang lain, tanpa memahami pengetahuan dasar dari investasi yang benar dan berakibat pada keputusan yang dilakukan adalah sekedar ‘ikut-ikutan’ semata. Saat harga sudah cenderung naik atau berada di pucuk orang-orang yang tidak melakukan riset terlebih dahulu akan cenderung untuk membeli suatu saham tanpa tahu apa yang menyebabkan kenaikan harga pada saham tersebut dan takut untuk kehilangan momentum atau biasa disebut dengan Fear of Missing Out (FOMO). Saat harganya kemudian turun secara tiba-tiba orang akan melepas saham tersebut karena kerugian saat membeli saat di pucuk. Hal ini bisa dihindari dengan melukan riset sendiri dan temukan sendiri cara investasi Anda. Miliki pengetahuan dasar yang layaknya dimiliki oleh seorang investor, sehuingga dalam membuat keputusan investasi dalam suatu saham anda akan benar-benar siap dengan segala pertimbangan yang ada.
Choose the Company That You Know
Strategi selanjutnya adalah dengan membeli perusahaan yang anda kenali, jangan sekali-kali membeli ‘kucing dalam karung’. Setiap perusahaan pasti memiliki produk atau jasa yang ditawarkan, dengan masyarakat mengenal dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan berarti perusahaan memiliki bisnis model yang baik dan mengerti bagaimana perusahaan tersebut memperoleh keuntungan.
Saat Anda membeli suatu saham, maka Anda membeli bisnis dari perusahaan tersebut, oleh karena itu belilah bisnis yang tepat dan yang dimengerti. Oleh karena itu, hal terpenting untuk dilakukan sebelum Anda membeli saham
adalah berpikir matang-matang mengenai bisnis yang mendasarinya juga masa depannya, dan memandang diri Anda tidak hanya sebagai investor tetapi juga sebagai analis bisnis. Tetap perhatikan harga, tetapi berikan lebih banyak perhatian pada nilai (“harga” dan “nilai” semestinya sangat terkait, tentu saja, tapi dalam banyak kasus harga dan nilai bisa tidak berkaitan). Nilai tumbuh berdasarkan apa yang dilakukan oleh bisnis, seberapa baik kinerjanya jika dibandingkan dengan pesaing, skala operasinya, dan bagaimana faktor-faktor tersebut diproyeksikan ke masa yang akan datang. Investor yang cerdas adalah orang yang memilih bisnis- bisnis “bernilai” berdasarkan penilaian semacam ini. Warren Buffet dalam bukunya yang ditulis oleh James Pardoe (2008) menyatakan bahwa empat hal utama yang dipertimbangkan Buffet dalam menentukan bisnis yang dibeli adalah:
- Bisnis yang dapat dimengerti,
- Perusahaan dengan prospek jangka Panjang yang menguntungkan,
- Bisnis yang dijalankan oleh orang-orang yang jujur dan kompeten, dan
- Bisnis yang memiliki harga yang menarik.
Choose A Company That Is A Market Leader In Its Sector
Saham yang merupakan salah satu market leader disektornya mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki kapitalisasi yang besar, produk/jasa terkenal dan banyak di masyarakat, dan biasanya tergolong saham blue chip yang biasanya aman untuk di beli oleh investor karena memiliki risiko yang lebih rendah dari saham “gorengan” yang sangat fluktuatif. Dengan membeli saham yang merupakan salah satu market leader atau leading stock di sektornya maka mengurangi risiko likuidasi perusahaan, serta harga yang tidak mudah dipermainkan oleh pasar, serta cenderung memiliki kinerja dan potensi yang cemerlang di masa mendatang.
Choose Good Corporate Management and Corporate Governance
Manajemen perusahaan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih perusahaan. Tentunya investor harus mempertimbangkan apakah pengelolaan perusahaan dikelola oleh orang yang jujur, kompeten, dan terbuka kepada pemegang saham ataukah sebaliknya. Oleh karena itu manajemen perusahaan adalah hal yg penting untuk diperhitungkan. Carilah bisnis yang yang hebat dengan manajemen yang hebat. Warren Buffet dalam bukunya yang ditulis
oleh James Pardoe (2008) memberikan kiat yang dapat dilakukan untuk menilai manajemen perusahaan sebelum membeli sahamnya, yaitu:
- Evaluasi Tim Manajemen Sebelum Berinvestasi. Yang artinya kualitas manajemen dapat dikatakan bahwa sama pentingnya dengan kualitas fundamental dari suatu bisnis. Belajar dari kasus Enron dan juga WorldCom, sehingga hanya jalankan bisnis dengan orang-orang berintegritas yang disukai.
- Carilah Perusahaan yang Ramah Pada Pemegang Saham Berinvestasilah pada perusahaan dengan manajemen yang menempatkan kebutuhan pemegang saham di atas kebutuhan pribadinya. Carilah perusahaan yang mene¬rapkan program pembelian kembali saham (stock-repur- chase) untuk memberikan keuntungan pada pemegang saham serta perusahaan yang terkenal dengan sifat hematnya dan alokasi modal yang rasional.
- Hindari Berinvestasi Pada Perusahaan yang Mempunyai Sejarah Memainkan Catatan Keuangan Akuntansinya. Akuntansi yang lemah biasanya berarti manajemen berupaya menyembunyikan kinerja bisnis yang lemah. Melihat contoh bagaimana prinsip pengelolaan good corporate governance pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang termuat dalam https://bri.co.id yaitu:
- Transparency – Keterbukaan dalam mengemukakan informasi dan pengambilan keputusan.
- Accountability – Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggung jawaban organ bank.
- Responsibility – Kesesuaian (kepatuhan) pengelolaan bank dengan peraturan perundangan dan prinsip pengelolaan bank yang sehat.
- Independensi – Pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.
- Fairness – Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder.
Dengan pemahaman dasar mengenai literasi keuangan serta memahami risiko-risiko yang ada di pasar modal kiranya dapat membuat investor untuk lebih matang dalam berinvestasi dan memilih saham apa yang akan dibeli. Strategi- strategi tentunya diperlukan oleh setiap orang yang terjun di pasar modal tidak terkecuali di saham.
Instrumen investasi saham yang menjadi primadona bagi sebagian orang untuk berinvestasi di pasar modal karena menawarkan return yang sangat menarik untuk investor, akan tetapi pertumbuhan investor pada saham perlu dibarengi dengan pengetahuan dasar tentang saham itu sendiri serta tidak mengabaikan risiko yang ada dalam berinvestasi.
Setiap investor melakukan investasi dengan harapan bahwa akan mendapatkan return di kemudian hari. Risiko adalah hal yang selalu melekat pada investasi, karena setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda- beda. Saham adalah salah satu instrument investasi dengan risiko yang tinggi di mana biasa disebut dengan “high risk high return”. Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda hampir di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia membuat pasar saham semakin bergejolak yang menambah ketidak pastian di dalamnya. Seiring bertambahnya pertumbuhan investor di tengah pandemi maka sudah seharusnya sejalan dengan pengetahuan dasar terkait saham dan tentunya strategi dalam memilih saham diperlukan. “golden strategy” adalah sebuah strategi dalam memilih suatu saham untuk dikoleksi dan dilengkapi dengan strategi-strategi untuk mengelola faktor internal yang berasal dari dalam diri investor sendiri, dengan harapan kombinasi strategi yang telah dijelaskan dapat diterapkan dan membantu investor dalam memilih saham yang cemerlang dan akan memberi return di masa depan di tengan ketidak pastian akibat COVID-19.
Adapun golden strategy dalam memilih saham adalah sebagai berikut:
- Choose Your Goal
- Manage Your Psychology – Be Rational
- Do Your Own Research – Don’t be FOMO
- Choose the Company That You Know
- Choose A Company That is A Market Leader In Its Sector
- Choose Good Corporate Management and Corporate Governance
Sebagai saran kedepannya investor semakin memahami apa yang dibelinya dan tidak hanya menjadi spekulator semata, tetapi memiliki pemahaman tersendiri di dalam saham sebelum menentukan keputusan investasinya untuk mengurangi risiko dan maksimalkan profit dengan menerapkan strategi berinvestasi “golden strategy”.
Referensi Penulisan
- Agustina, R 2021, ‘Analisis Fundamental, Acuan Investasi Saham Jangka Panjang’, Dinamis: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 1, no. 1, hh: 16-24.
- Astawinetu, E. D., & Handini, S. 2020, Manajemen Keuangan: Teori dan Praktik, Scopindo Media Pustaka, Surabaya.
- Collins, C. N 2020, ‘Effect of COVID-19 Pandemic on Global Stock Market Values: A Differential Analysis’, Acta Universitatis Danubius (Economica), vol. 16, no. 2.
- Darmadji, tjiptono & Hendy M. Fakhrudin 2011, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan tanya jawab, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
- Filbert, R 2017, The Secret of Stock Market In A Century, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
- Laporan Tahunan/Annual Report PT. Bank Rakyat Indonesia Tahun 2020 melalui https://bri.co.id/report , diakses tanggal 4 Agustus 2021.
- Martalena & Malinda M 2011, Pengantar Pasar Moda, Andi Publisher, Yogyakarta.
- Pardoe, J 2008, How Buffett Does It 24 Simple Investing Strategies from the World’s Greatest Value Investor, McGraw-Hill, New York.
- Tandelilin, Eduardus 2017, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Yogyakarta.
- Winda, R. L. & Edi P 2015, Faktor Psikologi yang Membentuk Perilaku Keuangan (Behavioral Finance) Investor Dalam Transaksi Saham pada Pasar Modal di Lampung, Jurnal Ilmiah Gema Ekonomi, vol. 5, no. 1, hh: 691-702.
Author: Trinita Imelda Bandaso, Universitas Kristen Indonesia Paulus