Ikuti Kami

Hubungi Kami

+62 858-5868-7035

Email Kami

kspmfebunud@gmail.com

Strategi Tuntas Ikatan Untuk Generasi Muda Cerdas Pilih Saham Bukan Ikut Teman

Saat ini investasi saham menjadi salah satu tren di masyarakat untuk menghasilkan keuntungan yang banyak. Investasi merupakan salah satu cara mengumpulkan modal dengan risiko yang lebih tinggi tetapi keuntungan yang diberikan juga lebih tinggi dibandingkan menabung (Nurlisdiana, 2020). Investasi surat-surat berharga seperti saham umumnya dilakukan di pasar modal. Di pasar modal inilah pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang mengalami kekurangan dana (issuer) dipertemukan sehingga pihak investor dapat menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh imbal hasil, sedangkan pihak issuer atau perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan (Patrianissa, 2018).

Gambar 1. Berita Peningkatan Jumlah Investor di Pasar Modal

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menjelaskan bahwa jumlah investor yang tercatat di KSEI per akhir April 2021 di pasar modal telah mencapai 5.088.093 investor. Investor muda mulai mendominasi pasar modal Indonesia secara jumlah investor, tetapi secara nilai aset masih minim. Tercatat investor berusia muda atau di bawah 30 tahun masih menjadi yang terbanyak yakni 57,40 persen dari total investor. Namun, dilihat dari nilai asetnya, kelompok usia paling muda memiliki aset paling minim yakni hanya Rp34,99 triliun. Sebaliknya, investor berusia lanjut atau di atas 60 tahun menguasai lebih dari separuh aset pasar modal yakni Rp412,42 triliun (Panjaitan, 2021). Peningkatan pertumbuhan investor pasar modal di indonesia tersebut patut di apresiasi. Namun, jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia secara keseluruhan, jumlah investor pasar modal Indonesia saat ini masih terlalu kecil. Jika dihitung terdapat 5 juta investor dibandingkan dengan total penduduk Indonesia per akhir 2020 yaitu sekitar 270,20 juta jiwa maka hanya 0,02% dari total penduduk.

Gambar 2. Fenomena “Pompom” Saham

Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa jumlah masyarakat Indonesia yang berinvestasi di pasar modal memang masih rendah dan nilai aset terendah dimiliki oleh generasi muda. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi rendahnya minat investasi generasi muda. Faktor-faktor seperti persepsi risiko, return, modal investasi, motivasi, informasi dan pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Beredarnya investasi-investasi bodong yang melarikan uang masyarakat dalam jumlah besar juga membuat hilangnya kepercayaan untuk berinvestasi. Muncul anggapan bahwa investasi sebagai hal yang merugikan sehingga takut untuk memulainya. Belum lagi saat ini sedang ramai fenomena Influencer dengan jutaan pengikut di media sosial yang mempromosikan saham-saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, umunya pekerjaan ini dilakukan oleh manajer investasi ataupun perusahaan sekuritas (Hamdani, 2021). Akibatnya masyarakat tergiur untuk berinvestasi saham karena melihat keuntungan yang ditawarkan sehingga tak jarang justru berbalik mengalami kerugian.

Persepsi buruk terkait investasi saham yang merugikan harus diperbaiki dengan menambah pengetahuan. Sesungguhnya, banyak sekali manfaat yang diberikan dari berinvestasi saham khususnya bagi generasi muda dalam menyiapkan masa depan. Dengan berinvestasi saham maka generasi muda dapat belajar mengambil keputusan dengan analisis yang matang. Secara finansial, generasi muda belajar disiplin mengatur keuangan sehingga dapat menyiapkan dana pensiun untuk di hari tua nanti. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memulai investasi saham di pasar modal. Namun, sebelum itu generasi muda perlu memiliki pengetahuan yang cukup dan kesiapan mental untuk menerima risiko.

Salah satu pengetahuan penting yang harus dimiliki generasi muda yang ingin berinvestasi saham adalah ilmu terkait cara untuk memilih saham yang tepat. Pilihan saham yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan generasi muda dalam berinvestasi. Kerugian investasi juga dapat diminimalisasi dengan memiliki pengetahuan ini. Oleh karena itu, saya menggagas sebuah strategi yang mudah diingat oleh generasi muda terkait cara untuk memilih saham. Strategi ini bernama “TUNTAS IKATAN” yang merupakan singkatan dari Tujuan, Sekuritas, Indeks, Perbankan, dan Analisis.

Strategi TUNTAS IKATAN terdiri dari lima poin penting yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli saham di pasar modal. Dengan memahami kelima poin ini generasi muda dapat memilih saham dengan keputusan sendiri dan tidak perlu ikut-ikutan dengan teman atau tokoh publik lainnya yang belum jelas kualifikasinya di bidang investasi. Strategi ini dibuat dengan singkatan dari dua kata yang sederhana agar generasi muda dapat dengan mudah mengingatnya dan menerapkannya sebelum memutuskan untuk membeli saham di pasar modal. Berikut akan dijelaskan secara lebih merinci kelima cara untuk memilih saham yang terdiri dari Tujuan, Sekuritas, Indeks, Perbankan, dan Analisis.

Memiliki dan Memahamu Tujuan Berinvestasi Saham (TUN)

Mengetahui tujuan berinvestasi merupakan langkah awal dalam memilih saham yang tepat. Investasi dapat diibaratkan seperti kendaraan yang membantu mencapai tujuan keuangan investor. Penting bagi seorang investor untuk mengetahui tujuan investasinya agar lebih mudah untuk mencapainya (Thionita, 2020). Dengan mengetahui tujuan investasi maka risiko dapat diminimalisasi karena investor telah mengetahui jangka waktu investasi dan jenis saham apa yang dirasa sesuai untuk mencapai nominal yang diinginkan dalam jangka waktu tersebut.

Salah satu contoh tujuan investasi yang dipilih adalah untuk mempersiapkan dana pensiun dalam 20 tahun ke depan. Setelah mengetahui tujuannya, nantinya investor dapat menentukan target dana yang harus dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan setelah pensiun. Semakin dini dana pensiun disiapkan maka akan semakin sedikit jumlah gaji bulanan yang perlu disisihkan. Tujuan berinvetasi juga penting untuk memupuk komitmen agar dapat konsisten menyisihkan pendapatan setiap bulan untuk diinvestasikan. Generasi muda yang belum memiliki pendapatan tetap dapat menentukan tujuan investasinya sedari dini dan memulai berinvestasi dengan memilih saham yang terjangkau.

Memilih Sekuritas yang Aman dengan Biaya Transaksi Murah (TAS)

Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang sudah mengantongi ijin usaha dari OJK untuk bisa melakukan kegiatan usaha sebagai pihak perantara pedagang efek, pihak penjamin emisi efek, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan pengawas pasar modal (Ismail, 2020). Dalam investasi saham, investor harus memiliki rekening efek yang difasilitasi oleh perusahaan sekuritas. Setelah membuat rekening efek investor harus mengisi sejumlah dana di rekening efek tersebut yang nantinya berfungsi seperti e-money untuk membeli saham-saham online yang diinginkan. Perusahaan sekuritas yang aman adalah perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK dan BEI karena sudah diawasi oleh lembaga keuangan resmi.

Gambar 3. Beberapa Sekuritas yang Ada di Indonesia

Selain itu, biaya transaksi yang murah juga akan memberikan keuntungan tersendiri untuk investor khususnya bagi investor muda yang bermodal terbatas. Biaya transaksi yang dimaksud adalah biaya pembelian dan penjualan saham. Umumnya biaya sekuritas ditetapkan menjadi 0,19% untuk pembelian dan 0,29% untuk penjualan. Tapi ada juga yang hanya 0,15% untuk pembelian dan 0,20% untuk penjualan (Nurhaliza, 2021). Ajaib Sekuritas merupakan perusahaan sekuritas dengan biaya transaksi paling murah yaitu 0,10 % untuk transaksi beli dan 0,08 % untuk transaksi jual (Putri, 2021). Generasi muda dapat melakukan riset untuk mengetahui tingkat keamanan dan besarnya biaya transaski yang dipatok perusahaan sekuritas.

Menentukan Saham dengan Indeks yang Baik (I)

Indeks saham atau Indeks Harga Saham adalah ukuran statistik perubahan gerak harga dari kumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan digunakan sebagai sarana tujuan investasi. Saat ini Bursa Efek Indonesia mencatat 22 jenis indeks saham baik yang dibuat oleh otoritas bursa maupun hasil kerja sama dengan pihak swasta, bahkan kerjasama dengan media massa. IHSG merupakan indeks utama yang dijadikan acuan pokok untuk mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Selain IHSG, saham dengan indeks LQ45 dan IDX 30 juga menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi. Saham dengan indeks LQ45 hanya terdiri dari 45 saham terpilih dengan likuiditas tertinggi dan kriteria tertentu seperti nilai kapitalisasi dan persentase nilai saham beredar (free float). Sama halnya dengan LQ45, saham dengan indeks IDX30 juga memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. PT Bank Rakyat Indonesia menjadi salah satu emiten yang menjual saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam indeks LQ45 (Kayo, 2014).

Membeli Saham dari Perbankan dan Consumer Goods (KA)

Membeli saham dari perbankan dan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang consumer goods sebagai saham pertama adalah cara yang aman untuk investor pemula. Keuntungan yang ditawarkan oleh saham perbankan terbilang tinggi. Keuntungan dari saham perbankan ini tidak lepas dari kinerja emiten yang terbilang produktif. Industri perbankan di Indonesia sejauh ini dinilai menguntungkan karena spread perbankan Indonesia cukup tinggi apabila dibandingkan dengan spread industri perbankan lainnya di Asia Tenggara. Spread dalam industri perbankan adalah laba bank. Laba ini merupakan selisih antara pendapatan bank yang diperoleh dari pembayaran bunga kredit dengan nilai kewajiban yang harus dibayarkan bank kepada nasabah atau pihak ketiga. Di Indonesia, nilai spread ini rata-rata 4,9% sementara di negara ASEAN lainnya hanya sekitar 1-2% (Iskandar, 2020)

Industri perbankan di Indonesia juga masih didominasi oleh beberapa bank saja (oligopoli). Hal ini membuat bank-bank besar cenderung lebih mudah berekspansi sehingga memiliki tingkat keuntungan dan keamanan yang lebih tinggi. Salah satu emiten perbankan di Indonesia yang terbilang aman dan menawarkan keuntungan saham yang tinggi adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI termasuk ke dalam empat saham blue chip perbankan, selain BBCA, BMRI, dan BBNI. Saham BBRI pernah melakukan stock split ketika berada di harga lima belas ribuan sehingga saham BBRI menjadi lebih likuid dan aktif ditransaksikan (Heze, 2021).

Melakukan Analisik Fundamental dan Analisis Teknikal (TAN)

Seorang investor perlu mengetahui saham apa yang dibelinya dengan cara melakukan analisis untuk menghindari kerugian. Ada dua jenis analisis utama yang biasanya dipergunakan seorang investor yaitu analisis fundamental dan teknikal. Melakukan analisa fundamental ibarat melakukan studi kelayakan perusahaan (feasibility study). Saham berfundamental baik, harga sahamnya juga akan cenderung bergerak naik. Secara umum, kondisi fundamental perusahaan tercermin melalui laporan keuangan perusahaan. Selain itu, lingkungan bisnis perusahaan dan manajemen yang tepat dapat membawa perusahaan berkembang lebih baik dalam menciptakan laba. Kondisi pasar dan potensi bisnis perusahaan kedepannya juga dapat menjadi pertimbangan. Umumnya saham dengan fundamental baik akan ikut turun ketika fundamental ekonomi di dalam negeri sedang kurang baik dan ketika situasi normal maka saham-saham berfundamental akan kembali naik karena banyak diburu pelaku pasar.

Tidak cukup dengan melakukan analisis fundamental, seorang investor juga perlu melakukan analisis teknikal. Analisis teknikal digunakan untuk memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar masa lampau, terutama pergerakan harga dan volume. Secara umum tren hanya digolongkan menjadi dua, yakni tren naik (uptrend) dan tren turun (down trend). Sebaiknya, investor berinvestasi pada saham-saham yang mempunyai tren naik. Saham dengan fundamental baik biasanya harga sahamnya akan bergerak naik dalam jangka panjang, meskipun terlihat berfluktuasi dalam jangka pendek. Analisis ini tidak dapat memprediksi pergerakan harga di masa depan secara absolut, tetapi dapat membantu mengantisipasi apa yang mungkin terjadi pada harga saham di masa mendatang (Muamar 2019).

Pemahaman generasi muda terhadap kelima poin yang terangkum dalam strategi “TUNTAS IKATAN” sangat dibutuhkan agar nantinya tidak salah pilih saham yang berujung pada kerugian dan trauma investasi. Generasi muda dapat menentukan tujuan investasinya sejak dini agar memiliki motivasi dan komitmen yang kuat untuk mengumpulkan dana masa depan. Pemilihan sekuritas dan emiten yang baik serta melakukan analisis yang mendalam terhadap saham yang diminati dapat menjadi langkah awal sebelum memulai terjun ke dunia investasi saham. Jangan sampai seorang investor khususnya calon investor muda yang hidup di zaman serba teknologi ini tidak mengetahui dan memahami saham apa yang diinvestasikannya. Jangan bergantung dengan orang lain dalam menentukan pilihan saham sendiri. Jadilah generasi muda yang berpengetahuan bukan ikut-ikutan teman.

Referensi Penulisan

  • Hamdani, T. (2021, Januari 6). Menelisik Fenomena ‘Endorse’ Saham Para Influencer. Retrieved from Finance Detik: https://finance.detik.com/bursa- dan-valas/d-5322720/menelisik-fenomena-endorse-saham-para-influencer
  • Heze, E. (2021, Juli). Keuntungan Membeli Saham BRI. Retrieved from Sahamgain.com: https://www.sahamgain.com/2021/07/keuntungan- membeli-saham-bri.html
  • Ismail, I. (2020, November 24). Apa itu Sekuritas? Ini Pengertian, Jenis, dan Cara Memilih Sekuritas yang Baik. Retrieved from Accurated.id: https://accurate.id/ekonomi-keuangan/apa-itu-sekuritas/
  • Januar Iskandar, S. (2020). Keuntungan dan Kerugian Saham Perbankan. Retrieved from DosenInvestor.com: https://doseninvestor.com/keuntungan-dan-kerugian-saham-perbankan
  • Kayo, E. S. (2014, September 18). Profil Perusahaan Bank BRI. Retrieved from Sahamok.net: https://www.sahamok.net/profil-perusahaan/bank-bri/
  • Muamar, Y. (2019, Juni 18). Mau Investasi Saham tapi Bingung? Ini Tips Memilih Sahamnya. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/investment/20190617173630-21- 78854/mau-investasi-saham-tapi-bingung-ini-tips-memilih-sahamnya/1
  • Nurhaliza, S. (2021, Maret 6). Cara Memilih Saham Yang Baik Untuk Pemula. Retrieved from idxchannel.com: https://www.idxchannel.com/market- news/cara-memilih-saham-yang-baik-untuk-pemula
  • Nurlisdiana, Y. (2020). Apa Itu Investasi. Retrieved from Sahamtop.com: https://sahamtop.com/apa-itu-investasi/
  • Panjaitan, S. (2021, Mei 17). KSEI: Akhir April, SID Pasar Modal Tembus 5 Juta Investor, Investor Lansia Kuasai Rp. 400 T Lebih. Retrieved from Vibisnews.com: https://www.vibiznews.com/2021/05/17/ksei-akhir-april- sid-pasar-modal-tembus-5-juta-investor-investor-lansia-kuasai-rp-400-t- lebih-persen/
  • Patrianissa, D. R. (2018, Desember). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi di Pasar Modal (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatra Utara). Retrieved from Usu.ac.id: http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12739
  • Putri, C. (2021, Juni). Fee Sekuritas Paling Murah ke Mahal. Retrieved from Danasabah.com: https://danasabah.com/fee-sekuritas/amp/
  • Thionita, V. (2020, September 1). Ini Pentingnya Memiliki Tujuan Investasi Sebelum Berinvestasi! Retrieved from Finansialku.com: https://www.finansialku.com/pentingnya-tujuan-investasi/

Author: Putu Anisa Gayatri, Universitas Pendidikan Ganesha

Related Articles

Bagikan Sekarang

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *