Ikuti Kami

Hubungi Kami

+62 858-5868-7035

Email Kami

kspmfebunud@gmail.com

Danantara Datang, Akankah Pasar Modal Tenang?

Daya Anagata Nusantara yang disingkat menjadi Danantara merupakan Badan Pengelola Investasi Negara yang resmi diluncurkan pada Senin, 24 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo. Lembaga ini dirancang untuk mengkonsolidasi aset dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), meningkatkan dividen perusahaan-perusahaan tersebut, menarik investasi asing, serta mengoptimalkan aset negara untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

Presiden Prabowo melihat Danantara sebagai sarana strategis untuk mencapai target pemerintah dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional jangka panjang sebesar 8%. Target tersebut akan dicapai melalui berbagai investasi di sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, manufaktur berteknologi tinggi, industri hilir, dan ketahanan pangan. 

Namun, peluncuran Danantara juga menuai berbagai pro dan kontra dari masyarakat dalam hal tata kelola dan perekonomian khususnya dunia pasar modal. Lantas, bagaimana pengelolaan Danantara dan dampaknya bagi pasar modal Indonesia?

Danantara berperan sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang bertujuan mengoptimalkan aset negara, menarik investasi asing, dan memperkuat BUMN agar lebih kompetitif tanpa bergantung pada APBN. Lembaga ini mengelola saham pemerintah di BUMN besar seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, dan Telkom, dengan pendekatan komersial seperti Temasek Holdings (Singapura).

Dalam jangka panjang, Danantara diproyeksikan mengelola aset hingga US$ 900 miliar (Rp 14,85 kuadriliun). Pendanaan awal sebesar US$ 20 miliar (Rp 330 triliun) akan berasal dari penyertaan modal negara, investasi asing dan domestik, serta pendapatan dari pengelolaan aset. Dengan jumlah dana yang besar, Danantara berpotensi menjadi salah satu SWF terbesar di Asia Tenggara.

Dampaknya ke pasar modal bisa signifikan. Jika Danantara mampu mengelola aset dengan baik, kinerja BUMN yang kuat dapat mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan meningkatkan kapitalisasi pasar. Pada 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 6.076 melemah 395.866 atau 6,12%. Di tengah pasar yang lesu, kehadiran Danantara diharapkan dapat membawa stabilitas dan meningkatkan kepercayaan investor. Namun, risiko tata kelola tetap perlu diwaspadai, termasuk potensi intervensi politik dan kurangnya transparansi. Selain itu, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan kebijakan investasi yang mendukung, mengingat pasar modal Indonesia masih sensitif terhadap perubahan regulasi dan kondisi makroekonomi.

Di tengah kehadiran Danantara, masyarakat perlu bersikap cermat dan kritis dalam menilai dampaknya terhadap perekonomian. Bagi investor, penting untuk terus memantau kinerja Danantara serta transparansi pengelolaannya sebelum mengambil keputusan investasi. Edukasi finansial juga menjadi kunci agar masyarakat memahami risiko dan peluang yang muncul.

Selain itu, masyarakat dapat mendorong pemerintah untuk memastikan tata kelola yang baik dengan mengawasi kebijakan serta menuntut akuntabilitas dari pihak terkait. Dengan sikap yang proaktif dan informasi yang cukup, masyarakat dapat mengambil manfaat dari kehadiran Danantara sekaligus mengurangi risiko yang mungkin timbul.

Daftar Pustaka

DetikFinance. 2025. IHSG anjlok lebih dari 6% ke level 6.076 di perdagangan sesi I. Diakses dari https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-7828869/ihsg-anjlok-lebih-dari-6-ke-level-6-076-di-perdagangan-sesi-i.

Tempo. 2025. 5 hal tentang Danantara: Asal-usul, tujuan, hingga jumlah modalnya. Diakses dari https://www.tempo.co/ekonomi/5-hal-tentang-danantara-asal-usul-tujuan-hingga-jumlah-modalnya–1209564.

AlgoResearch. 2025. Will Danantara be a game changer for Indonesia? Diakses dari https://algoresearch.id/content/2025/02/21/will-danantara-be-a-game-changer-for-indonesia.

CNBC Indonesia. 2024. Efek Danantara ke pasar modal belum jelas, kecuali… Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241128143307-17-591871/efek-danantara-ke-pasar-modal-belum-jelas-kecuali-.

AlgoResearch. 2025. IHSG: What triggered the crisis-level drop? Tactical buy? Diakses dari https://algoresearch.id/content/2025/03/20/ihsg-what-triggered-the-crisis-level-drop-tactical-buy.

Related Articles

Bagikan Sekarang

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Email

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *