Dalam berinvestasi saham, strategi sangatlah penting guna membantu investor mendapatkan profit dalam mencapai tujuan investasinya. Untuk membuat strategi yang tepat, investor saham terlebih dahulu perlu merumuskan indikator-indikator untuk menilai kinerja saham dan juga sentimen pasar. Salah satu indikator yang dapat digunakan adalah dengan memahami indeks saham.
Menurut PT Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar. Oleh karena itu, pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar, seperti apakah pasar sedang dalam trend naik, sideways, ataupun turun. Adapun perhitungan indeks saham diukur dari pergerakan harga pada saham tertentu yang umumnya menggunakan rata-rata tertimbang.
Selain itu, pergerakan indeks saham menjadi indikator penting bagi para investor dan manajer investasi untuk menentukan apakah saatnya membeli, menahan, atau menjual suatu saham. Hal ini karena harga suatu saham cenderung bergerak fluktuatif dan pergerakannya juga sensitif terhadap kondisi perekonomian maupun politik suatu negara. Kondisi pasar yang terjadi saat itu dapat menjadi penentu investor ataupun manajer investasi dalam mengambil keputusan. Nah, bagaimana nih Sobat Cuan? Sudah lumayan paham kan tentang apa itu indeks saham. Maka dari itu, agar lebih paham lagi, mari kita simak apa saja sih tujuan/manfaat dari indeks saham, yaitu antara lain:
- Mengukur sentimen pasar,
- Dijadikan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk turunan,
- Benchmarkbagi portofolio aktif,
- Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko, serta
- Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
Di Indonesia, terdapat 29 jenis indeks saham dan 11 indeks saham sektoral yang tertera pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Masing-masing indeks dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, diantaranya:
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengukur seluruh pergerakan harga saham yang tercatat di BEI.
Gambar : Indeks Harga Saham Gabungan
(Sumber: Google Finance)
- Indeks Harga Saham Sektoral, sebagai cerminan harga saham dari emiten-emiten yang berada pada masing-masing kategori, seperti sektor energi, keuangan, dan lain-lain. Di BEI, indeks sektoral terbagi atas 11 sektor, antara lain Sektor Energi, Barang Baku, Perindustrian, Barang Konsumen Primer, Barang Konsumen Non-Primer, Kesehatan, keuangan, Teknologi, Property & Real Estate, Infrastruktur, serta Transportasi & Logistik.
Gambar: Indeks Harga Saham Sektoral
(Sumber: IndonesiaRe)
- Indeks saham yang memiliki likuiditas tinggi serta kapitalisasi pasar besar dengan didukung kinerja fundamental yang baik serta diperbarui setiap enam bulan sekali oleh BEI, antara lain indeks LQ45, IDX30, dan IDX80. Selain itu, ada indeks yang diterbitkan dan dikelola oleh pihak ketiga di luar BEI, seperti indeks Kompas100, Bisnis-27, MNC36, dan Investor33. Walaupun diterbitkan oleh pihak ketiga, kinerja saham-saham yang masuk dalam indeks tersebut juga dipantau oleh BEI.
Gambar : Indeks LQ45
(Sumber: Google Finance)
- Indeks saham yang mengukur performa dari harga saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan kecil, antara lain indeks IDX SMC Composite, IDX SMC, dan PEFINDO25.
Gambar : IDX SMC Composite
(Sumber: Google Finance)
- Indeks Syariah, yaitu indeks yang mengukur performa dari harga saham yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) dan ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), antara lain Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII), dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70).
Gambar : Indonesia Sharia Stock Index
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga seluruh saham yang tercatat sesuai dengan papan pencatatannya, antara lain Indeks Papan Utama(Main Board Index) dan Indeks Papan Pengembangan (Development Board Index).
Gambar : Main Board Index
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang mengukur performa dari emiten berkinerja baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (Sustainable and Responsible Investment), antara lain indeks SRI-KEHATI, ESG Sector Leader IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI, dan IDX ESG Leader.
Gambar : Indeks Sri-Kehati
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang mengukur performa saham dan menggolongkan saham-saham yang membagikan dividen tunai dan dividend yieldtinggi dalam tiga tahun terakhir, antara lain indeks IDX High Dividend 20.
Gambar : IDX High Dividend 20
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang digunakan untuk mengukur performa atas saham-saham perusahaan BUMN, BUMD, dan afiliasinya, antara lain indeks IDX BUMN 20.
Gambar : IDX BUMN 20
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang terdiri dari 18 saham yang konstituennya dipilih dari sektor-sektor infrastruktur, penunjang infrastruktur, dan pembiayaan infrastruktur, antara lain indeks SMinfra18. Indeks SMinfra18 merupakan indeks saham racikan PT Sarana Multi Infrastruktur bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia. Adapun konstituen indeks SMinfra18 selama periode November 2020 – April 2021 antara lain; AKRA, BBNI, BBRI, BMRI, EXCL, INTP, ISAT, JSMR, MEDC, PGAS, PTPP, SMGR, TBIG, TLKM, TOWR, UNTR, WIKA, WSKT.
Gambar : AKR Corporindo
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang mengukur performa dari 15 saham perbankan yang memiliki fundamental dan likuiditas yang baik, antara lain indeks Infobank15.
Gambar : Infobank15 Index
(Sumber: Google Finance)
- Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga dari 30 emiten yang memiliki peringkat investment gradedari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) (idAAA hingga idBBB-) yang berkapitalisasi pasar paling besar, antara lain Indeks PEFINDO i-Grade.
Gambar : Indeks PEFINDO i-Grade.
(Sumber: Google Finance)
Namun demikian, terkait dengan semua indeks tersebut, BEI memberikan catatan disclaimer, yakni BEI tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan indeks-indeks di BEI sebagai acuan (benchmark). BEI juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan indeks-indeks di BEI sebagai acuan.
Nah, dari penjelasan diatas tentunya Sobat Cuan sudah memahami tentang indeks saham bukan? Sehingga dengan mempelajari indeks saham, sebagai investor, Sobat Cuan diharapkan dapat memiliki gambaran mengenai pergerakan harga di bursa saham secara keseluruhan maupun secara tersegmentasi dan dapat memanfaatkan serta memaksimalkan sebaik mungkin informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Yuk, mulailah berinvestasi sedini mungkin agar dapat menyikapi keuanganmu demi mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik di masa depan. Ingat Shelby M.C. Davis pernah mengatakan, “ Invest for the long haul. Don’t get too greedy and don’t get too scared.”
Salam Cuan!
REFERENSI
Ardiansyah, Edo. (2022). “ Mengenal Jenis Indeks Saham, Mana Yang Jadi Kamu Andalkan? “. [Online]. Available : https://www.poems.co.id/htm/Freeducation/Newsletter/v13/Vol112_mengenalindekssaham.html
Bions. (2022). “ Ketahui Indeks Saham, Pemula Harus Paham “. [Online]. Available : https://bions.id/edukasi/saham/ketahui-indeks-saham
Indonesia Stock Exchange. (2022). “ Indeks Saham “. [Online]. Available : https://www.idx.co.id/id/produk/indeks
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). “ Mengenal Jenis – Jenis Indeks Saham “. [Online]. Available : https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10508