Bahan Bakar Minyak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat impor bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin terus meningkat sekitar 15 juta barel dalam kurun waktu 7 tahun atau sepanjang tahun 2015 sampai 2022. Tingginya ketergantungan terhadap impor BBM dapat membahayakan ketahanan energi nasional ke depan. Pemerintah mendorong pengembangan sumber energi lokal yang berkelanjutan dan bisa diakses, seperti biofuel dengan mengembangkan pemanfaatan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk mengurangi ketergantungan impor BBM. Biofuel memberikan peluang untuk menghasilkan energi tanpa meningkatkan emisi karbon di atmosfer, karena tanaman yang digunakan dalam produksinya dapat menyerap karbon dioksida dari udara. Hal ini berbeda dengan bahan bakar fosil yang membebaskan karbon yang telah terperangkap di dalam tanah selama jutaan tahun ke atmosfer. Sebagai hasilnya, biofuel cenderung memiliki dampak yang lebih netral terhadap emisi karbon dan membantu membatasi peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Menurut Arifin, penerapan biofuel dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 31.9 persen pada tahun 2030.
Biofuel berbasis CPO
Biofuel berbeda dengan bahan bakar yang berbahan dasar batu bara atau minyak bumi. Biofuel merupakan bahan bakar hayati atau bahan bakar nabati yang menggunakan bahan-bahan organik. Biofuel dihasilkan langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik, atau pertanian. Minyak kelapa sawit (CPO) merupakan bahan baku utama dalam industri biofuel dan memiliki peran krusial dalam upaya mengurangi ketergantungan global pada bahan bakar fosil dan memperbaiki dampak lingkungan yang ditimbulkan bahan bakar fosil. Sebagai salah satu sumber biofuel yang paling banyak digunakan di dunia, CPO memiliki banyak keunggulan dan potensi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Keunggulan utama dari penggunaan CPO sebagai biofuel adalah sifatnya yang terbarukan dan dapat diperbaharui. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman dengan tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan CPO dalam jumlah besar dengan lahan yang relatif kecil. Hal ini membuatnya menjadi solusi yang menjanjikan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin menipis. Selain itu, penggunaan CPO sebagai bahan bakar alternatif juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. CPO memiliki potensi untuk mengurangi limbah organik dan mendukung ekonomi lokal di daerah-daerah di mana tanaman kelapa sawit ditanam.
Peningkatan permintaan terhadap biofuel dari minyak kelapa sawit dan perkembangan industrinya di Indonesia akan berdampak terhadap industri minyak kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit terhadap produksi CPO menjadi biofuel akan mempengaruhi saham kelapa sawit secara signifikan. Ketika peningkatan permintaan biofuel yang merupakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan terutama di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke sumber energi terbarukan, perusahaan akan meningkatkan produksi CPO mereka dalam memenuhi kebutuhan pasar. Dengan kata lain, kenaikan harga CPO cenderung memicu reaksi positif dalam industri perkebunan kelapa sawit, baik dari segi keuntungan maupun pertimbangan strategis. Harga minyak kelapa sawit dan produksi minyak kelapa sawit juga akan meningkat dan diperkirakan akan mempengaruhi ekspor minyak kelapa sawit. Pengembangan biofuel dari minyak kelapa sawit yang dikombinasikan dengan kebijakan kenaikan pajak ekspor berdampak pada kenaikan harga domestik minyak kelapa sawit menyebabkan harga minyak goreng sawit meningkat sebesar 2,77%, menurunkan permintaan minyak goreng sawit sebesar 0,41%, dan penurunan produksi minyak goreng sawit sebesar 0,48%.
Pengembangan biofuel dari minyak kelapa sawit (CPO) memberikan dampak signifikan terhadap industri perkebunan kelapa sawit, terutama terkait dengan harga saham perusahaan-perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan biofuel yang ramah lingkungan mengakibatkan dorongan dalam produksi CPO, yang pada gilirannya memengaruhi kinerja saham. Dengan demikian, peran CPO sebagai biofuel tidak hanya memengaruhi aspek lingkungan, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi yang besar terhadap industri kelapa sawit.
Daftar Pustaka
Dukung Penerapan Minyak Sawit Sebagai Biofuel, Pertamina Serap Lebih dari 12 Juta KL Fame. (2019, September). Retrieved from Pertamina: https://www.pertamina.com/id/news-room/energia-news/dukung-penerapan-minyak-sawit-sebagai-biofuel-pertamina-serap-lebih-dari-12-juta-kl-fame-
Hakim, L. (2023, October). Impor BBM Tembus 138 Juta Barel, Pengembangan Biofuel Terus Didorong. Bisnis.com.
Joni, R. (n.d.). DAMPAK PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT DI INDONESIA. 143-151.
Setiawan. (2024). Pengertian Energi Biofuel serta Jenis dan Manfaat. gurupendidikan.co.id.